Sekolah Khusus Santo Fransiskus Assisi

Selayang Pandang Sekolah Khusus Santo Fransiskus Assisi Balik Papan

Sejarah Berdiri

Mgr. Florentinus Sului Hajang Hau, MSF adalah seorang Uskup Keuskupan Agung Samarinda sampai pada tahun 2013 (meninggal tanggal 18 Juli 2013 (umur 64) Jakarta, Indonesia)  yang juga disebut sebagai pelopor sekaligus inspirator berdirinya Sekolah Khusus santo Fransiskus Assisi yang dikenal dengan SKH. Pada mulanya beliau meminta kepada kongregasi FSE membuka pelayanan untuk anak-anak berkebutuhan khusus di Balikpapan. Permintaan tersebut disambut baik oleh para suster.  Permintaan ini berawal dari keprihatinan bapak Uskup melihat dan mengetahui dari penduduk setempat bahwa belum ada yayasan Katolik yang khusus melayani anak-anak berkebutuhan khusus di Kalimantan Timur. Oleh sebab itu banyak anak-anak tidak memperoleh kesempatan mengecap pendidikan sebagaimana anak-anak pada umumnya. Bapak Uskup juga berharap dengan adanya yayasan Katolik yang khusus menangani anak-anak berkebutuhan khusus  dapat membantu pendidikan iman Katolik anak-anak tersebut. Maka pada waktu yang tepat tahun 2015, pertama kali dibangun tempat tinggal untuk kediaman para suster yang akan berkarya di Sekolah Khusus. Pembangunan berjalan dengan lancar sehingga pada tahun 2016 pada tanggal 9 Maret pemberkatan komunitas para suster oleh Mgr. Yustinus Hardjosusanto, MSF dan diberi nama Komunitas Henrikus van Beek sekaligus untuk mengabadikan nama Inspirator Kongregasi Fransiskanes santa Elisabet. Pada tahun yang sama atas permintaan masyarakat setempat dilakukanlah pembangunan untuk TPA (Taman Penitipan Anak), yang terletak disamping rumah tinggal para suster sambil menjajaki pengurursan ijin operasional sekolah. Berkat perlindungan dan bantuan Tuhan Yang Maha Kuasa ijin operasional sekolah terbit pada waktu yang sangat cepat pada tanggal 16 Agustus 2016 dengan nama Sekolah Khusus santo Fransiskus Assisi. Namun sekolah tidak langsung beroperasi karena gedung tempat siswa-siswi belajar belum siap pakai.
Atas permintaan masyarakat dan desakan dari Disdikbud Kalimantan Timur agar sekolah segera beroperasi maka pada tanggal 10 Juli 2017 dilakukan peresmian dan pemberkatan gedung TPA (Taman Penitipan Anak) dan sekaligus pembukaan tahun ajaran baru Sekolah Khusus santo Fransiskus Assisi dan taman penitipan anak. Pemberkatan Gedung TPA diberkati oleh Pastor Frans Huvang Hurang, MSF Maka pada tanggal tersebut sekolah dan TPA resmi beroperasi. Siswa TPA yang pertama sebanyak 4 orang dan siswa Sekolah Khusus sebanyak 8 orang. Adapun siswa-siswi pada tahun pertama sebagai berikut: siswa-siswi jenjang TK sebanyak 3 orang yaitu, Devin Evelyn Lavenia, Jemmy Enrique, dan Jason Estevan. Siswa-siswi jenjang SD sebanyak 3, yaitu Pearly Brelinda Natalia Sijabat, Monika, Delberd Cornelius Christian Manik dan Yehezkiel Goran Simanjorang dan siswa jenjang SMA satu orang, yaitu Dimas Warasto. Saat itu belum ada siswa jenjang SMP. Sebelumnya penerimaan siswa baru dilakukan di Komunitas Henrikus van Beek karena saat itu gedung TPA belum dapat dipakai. Setelah peresmian gedung secara otomatis seluruh kegiatan pembelajaran kedua unit ini untuk sementara waktu dilakukan di gedung taman penitipan anak santo Fransiskus Assisi. 
Setelah peresmian Gedung penitipan anak maka pada tahun 2017 dilanjutkan pembangunan Sekolah Khusus santo Fransiskus Assisi. Pembangunan tersebut berlangsung selama dua tahun. Maka  tanggal 19 Maret 2019 pada pesta santo Yosep gedung Sekolah Khusus santo Fransiskus diberkati oleh Mgr. Yustinus Hardjosusanto MSF dan diresmikan oleh Sr. M.Godeliva FSE dan Kabid PKLK prov Kaltim Dra Healtyana Mou, M.si. Sekolah Khusus berada di Jl. Mayor (Pol) Zaenal Arifin no. 40, Rt. 18, Kelurahan Damai Baru, Balikpapan Selatan. Sekolah yang baru ini mulai ditempati pada bulan April 2019. Jumlah siswa-siswi mulai dari jenjang TK sampai SMA sebanyak 35 orang. Siswa-siswi yang diterima di Sekolah Khusus santo Fransiskus Assisi adalah Autis, Tunagrahita, Tunarungu, Tunadaksa. Seluruh kegiatan pembelajaran di sekolah ini berpedoman pada visi dan misi sekolah Khusus santo Fransiskus Assisi. Adapun profil, visi dan misi sekolah Khusus santo Fransiskus Assisi adalah:
PROFIL SEKOLAH (TUJUAN, VISI, MISI DAN MOTTO)

Nama Sekolah                     : SKh  Santo Fransiskus Assisi Balikpapan

Alamat Sekolah                  : Mayor (Pol) Zaenal Arifin No 40 Rt 18

: Kelurahan Damai Baru, Kecamatan Balikpapan Selatan

: Kota Balikpapan

: Provinsi Kalimantan Timur

: Kode Pos  76114

Alamat Email Sekolah         : Email Skhfransiskusassisi@gmail.com

NPSN                                      : 69965143

Nama Yayasan                      : Elifa Mitra Setia Samarinda

Visi, Misi, Tujuan Sekolah dan Motto

Visi

Mendidik siswa menjadi pribadi yang beriman, mandiri dan berguna berdasarkan daya

Kasih Kristus di Balikpapan tahun 2025

Misi

  1. Menyadarkan orang tua bahwa keterbatasan bukan menjadi penghalang keberhasilan siswa berkebutuhan khusus.
  2. Melibatkan orang tua dalam pendidikan dan pembinaan anak secara berkesinambungan.
  3. Membina iman siswa berdasarkan cinta Kasih Kristiani
  4. Membina siswa terampil, mandiri dan berguna bagi Gereja dan Negara
  5. Menghasilkan Siswa yang terampil dan kreatif.
Tujuan
Memberikan pelayanan kepada siswa dengan didasari Cinta Kasih Kristiani untuk menumbuh kembangkan berbagai potensi, sikap anak.
Motto
”Keterbatasan bukan halangan untuk mengembangkan diri dan berprestasi.
 Secara umum program yang dilakukan di Sekolah Khusus santo Fransiskus Assisi sebagai beriku:
  1. Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM) dilaksanakan hari senin s/d sabtu mulai pukul 07.30 – 12.30 WITA .  Jadwal KBM tersebut disesuaikan perjenjangnya.
KBM dilakukan dalam dua bentuk yakni KBM yang bersifat akademik dan KBM non akademik ( Pembelajaran keterampilan dan Program Khusus). Kegiatan Ketrampilan  yakni pembuatan keripik pisang, membatik, dan bercocok tanam ( tanaman bunga), sedangkan Program khusus disesuaikan dengan kebutuhan masing masing anak, seperti pengembangan Bina diri untuk semua Peserta didik, pengembangan komunikasi dan interaksi untuk anak autis, bina gerak untuk anak dengan gangguan fisik, dan bina komunikasi untuk anak tunarungu. Kegiatan atan non akademik ini ditujukan untuk melatih kemandirian dan live skill peserta didik.
Namun setelah wabah Covid-19  pelaksanaan KBM  dilakukan dari rumah atau sering disebut dengan Belajar Dari rumah (BDR) yang dalam praktisnya dilakukan secara daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan). Dimasa Pandemi covid-19, tidak hanya KBM yang dilakukan dari rumah, namun juga berbagai kegiatan sekolah dan kesiswaan lainnya  seperti kegiatan ekstrakurikuler (latihan bernyanyi, menari, dan latihan baca puisi), perayaan Paska, Natal, HUT sekolah, pesta pelindung sekolah, peringatan Hari Disabilitas Indonesia, Pesta Elisabet, dan kegiatan ibadat bulanan semua dilakukan secara Virtual. Maka menjadi suatu hal yang disyukuri bahwa dimasa Pandemi siswa siswi SKh Assisi meraih berbagai Prestasi dan semakin menunjukkan perkembangan potensi dan kemandirian.
  1. Kegiatan Parenting (pendampingan orang tua) yang dilakukan 2 kali setahun. Pada masa pandemi ini, kegiatan parenting juga dilakukan secara virtual untuk menghambat penularan Covid-19. Parenting ditujukan untuk mendampingi orangtua untuk mencari berbagai informasi dan pengembangan wawasan tentang bagaimana sikap untuk menerima anak mereka yang berkebutuhan khusus dan memberikan penanganan yang tepat untuk mereka.
  2. Selain KBM, di Sekolah Khusus santo Fransiskus Assisi juga menerima layanan terapi bagi siswa-siswi yang membutuhkan. Kegiatan ini sudah berlangsung sejak tahun 2019. Adapun fasilitas layanan terapi yang dimaksud adalah: Sensori integrasi, terapi Okupasi, terapi wicara dan snowzellen. Hal ini dilakukan untuk membantu tumbuh kembang peserta didik agar siap mengikuti belajar di sekolah.