Renungan Rabu, 26 Februari 2025
“SIAPA TIDAK MELAWAN KITA, IA ADA DI PIHAK KITA“
Sir 4:11-19; Mrk.9:38-40
Salam jumpa dalam Sang Sabda. Setiap orang berjuang untuk menjadi yang terbaik dan berpengaruh. Namun di balik itu ia tak mampu hidup tanpa yang lain. Ia membutuhkan yang lain dalam mewujudkan impiannya.
Popularitas Yesus atas karya pewartaan dan teristimewa karya penyembuhan yang hebatNya membuat para Rasul ini merasa hebat, disanjung dan hal tak disadari sudah mulai tercipta ego untuk menjadikan Yesus sebagai miliknya sendiri. Santo Markus coba mengangkat fakta ini. Markus menampilkan sikap Yohanes mengajukan pertanyaan kepada Yesus. “Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.” Nada pernyataan ini sangat jelas bahwa Yohanes dan para murid yang lain tidak setuju dengan tindakan orang yang bukan murid Yesus memiliki kemampuan untuk mengusir setan. Mereka berpikir bahwa kuasa mengusir setan hanya diberikan kepada para rasul itu sendiri. Tanggapan Yesus, Ia memberikan larangan. “Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorangpun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita”. Sikap Yesus mengajak mereka agar tidak bertindak demikian. Mengapa? Karya keselamatan Allah diberikan kepada semua orang dan diperuntukkan untuk menyelamatkan orang lain adalah karya Yesus sendiri. Ia bukan dipihak lain tetapi dipihak Yesus, karena ia tidak mengumpat Yesus. Ia juga termasuk pihak Yesus dan para rasulnya atau dalam bahasa Yesus, ia ada dipihak kita.
Sering kita temukan nada protes para murid dalam diri umat katolik sendiri bahkan para pengurus gereja sendiri. Pertanyaan sederhana kadang terlontar, bolehkah seorang umat biasa yang bukan pengurus gereja bisa membawakan renungan atau memimpin ibadat Sabda dalam doa lingkungan? Bolehkah orang beriman lain bersiarah di tempat rohani yang bukan miliknya agamanya? Nada-nada ini sangat berbahaya bila tidak dibantu untuk dijernihkan pemahaman dan prakteknya. Maka mari kita belajar toleran dan terbuka seperti Yesus untuk menerima dan memberikan kesempatan kepada semua orang melaksanakan dan mewartakan karya kasih Allah. Kita harus sadar bahwa biarpun orang tidak beriman akan Yesus Kristus, tetapi Injil dan cara hidup Yesus sangat mempengaruhi hidup dan karya pelayanan mereka. Maka prinsipnya berjalan bersama semua orang, kelompok, suku, agama dalam mewujudkan dan menghadirkan Kerajaan Allah. Siapa tidak melawan kita. Ia ada dipihak kita ~ RP Martin Nule, SVD