MENDENGARKAN ROH SEBAGAI JALAN UNTUK SEMBUH DAN MENYEMBUHKAN
Konst 3:11,12,15,17 dan 19
AD Ordo III 9:30
Luk 10: 38-42
Allah menghendaki semua manusia diselamatkan dan seluruh alam ciptaan dipersatukan dengan diriNya. Salah satu aspek keselamatan adalah kondisi kehidupan yang baik, sehat dan seimbang, dan inilah arah dan tujuan pelayanan FSE, yakni membawa kesembuhan yang berasal dari Allah. Dalam pangilan meyalurkan Kasih Allah, para suster mengikuti Yesus yang (berkeliling di Galilea) menyembuhkan orang-orang sakit karena kasih. Para suster FSE dipanggil untuk membagikan Kasih yang membawa kesembuhan dengan tindakan nyata: meyembuhkan. Kasih Allah mengalirkan daya kesembuhan bagi orang-orang ‘sakit’, baik jasmani maupun rohani. Kuasa ilahi mengalir dari dalam diri Yesus dan menyembuhkan perempuan yang sakit pendarahan dan dengan penuh iman menjamah jumbai jubahNya (Lk.8:43-48). Para suster FSE memiliki dalam dirinya daya penyembuh Allah bagi orang lain, dan dengan ini setiap suster menjadi penyalur kebaikan dan kesembuhan bagi semua orang, baik saudari sekongregasi dan sekomunitas maupun rekan kerja dan khususnya orang-orang yang dilayani.
Tindakan ‘menyembuhkan’ merupakan jalan kebaikan yang bersifat kostruktif, artinya melakukan sesuatu yang membawa kebaikan bagi orang lain; termasuk upaya untuk mengubah situasi/keadaan/kondisi dari yang tidak baik (tidak seimbang) menjadi baik (seimbang). Dalam hal ini penyembuhan yang dimaksud tidak terbatas pada penyembuhan fisik, tetapi juga penyembuhan psikis, spiritual, mental, dan sosial.
Untuk bisa menjadi penyembuh, setiap suster dalam dirinya sendiri hendaknya pertama-tama telah mengalami kesembuhan dan penyembuhan ilahi. Maka objek pertama dalam penyembuhan ini adalah diri sendiri. Dalam proses panggilan para suster hendaknya bertekun mengupayakan dan memelihara keseimbangan yang holistik (fisik, mental, psikologis, sosial dan terutama spiritual) dalam dirinya sendiri. Salah satu hal yang sangat mendasar dalam penyembuhan adalah kemampuan mengampuni dan diampuni. Setiap manusia memiliki kelemahan dan keterbatasan, sehingga kesalahan adalah bagian dari kehidupan. Para suster FSE berusaha setiap saat untuk mengampuni dengan tulus dan tidak menyimpan kesalahan orang lain,untuk memperbaharui dan menyembuhkan diri, dan dalam persaudaraan para suster berusaha saling menyembuhkan satu dengan yang lain.
Sebaliknya, dengan keinginan untuk semakin berkembang dalam Kristus para suster hendaknya senantiasa terbuka melihat kesalahan dan kelemahannya, menyadarinya, kemudian dengan rendah hati meminta pengampunan, baik kepada sesama saudari maupun kepada orang lain dan orang-orang yang dilayani. Dengan kesalahan dan kedosaannya, para suster dengan rendah hati dan kesadaran penuh memohon rahmat pengampunan dari Tuhan (Konst. 15).