Berkembang menuju kepenuhan Kristus, ujud dari sembuh dan menyembuhkan
Markus 4:26–29
Ada beberapa tanda kedewasaan iman dalam Kristus, yang dimungkinkan oleh karunia Roh Kudus.
Pertama ialah jika kita dapat memusatkan perhatian kepada Kristus, dan bukan kepada diri sendiri. Secara praktis kita melihat contoh yang nyata pada anak-anak kecil yang sampai umur tertentu menginginkan dirinya terus menjadi pusat perhatian. Namun semakin besar, sifatnya (seharusnya) berubah, dan dapat memperhatikan orang lain.
Kedua adalah kesediaan kita untuk memberikan diri kita untuk pekerjaan-pekerjaan Allah di dunia. Dengan perkataan lain, kita mau melayani daripada dilayani.
Ketiga adalah kita tidak mudah bertengkar dengan sesama
Keempat, kita bertumbuh di dalam iman jika kita mau dengan hati lapang memikul salib yang Tuhan izinkan terjadi di dalam kehidupan kita, dengan harapan akan kebangkitan bersama Kristus.
Kelima, tanda kedewasaan iman adalah jika kita mau mengikuti seluruh ajaran dan kehendak Tuhan dan tidak memilih-milih dan menyesuaikan dengan kehendak kita sendiri. Artinya, jangan sampai ajaran yang mudah kita terima, tetapi ajaran yang sukar dan membutuhkan pengorbanan, kita tolak, seperti ajaran mengampuni orang yang menyakitkan hati, mengasihi dan mendoakan orang yang membenci kita, larangan mengambil yang bukan menjadi hak kita, dst. Jika kita bertindak demikian, kita belum sungguh dewasa dalam iman.
Kisah seorang anak berumur tujuh tahun. Dia tidak mau masuk sekolah dasar (SD). Orangtuanya, saudara-saudarinya, sudah berusaha membujuk dengan berbagai cara supaya dia mau bersekolah, menjanjikan akan membelikan sepatu dan tas sekolah yang bagus, tetapi dia tetap tidak mau. Dia selalu berkata: “Ah, saya tidak mau sekolah di SD, nanti kalau sudah besar saya langsung saja ke perguruan tinggi, tidak usah SD, SMP dan SMA”.
Terlepas dari keterbatasan anak ini dalam memahami dunia pendidikan, kita bisa menarik sebuah pelajaran bahwa seringkali dalam kehidupan ini kita hanya fokus pada hasil tanpa memperhatikan proses yang harus dilalui untuk mendapatkan hasil yang kita inginkan itu. Sebaliknya, ada juga orang yang hanya fokus pada proses tanpa memperhitungkan hasil apa yang akan tercapai dalam proses itu. Banyak orang yang tidak menyadari bahwa proses itu merupakan bagian dari pertumbuhan, dan hasil itu merupakan buah dari proses yang adalah pertumbuhan itu sendiri. Banyak juga orang yang tidak memiliki kepastian akan pertumbuhan dan hasil yang dicapainya.
Tuhan Yesus menceritakan kepada kita sebuah perumpamaan yang memberikan kita kejelasan dan kepastian bahwa baik proses/pertumbuhan, maupun hasil/buah, sama-sama penting. Dan yang jauh lebih penting adalah bahwa pada akhirnya pertumbuhan itu menghasilkan buah, dan buah yang dihasilkan akan bisa dinikmati oleh siapa saja dengan penuh sukacita, dan bahwa buah itu dihasilkan karena pekerjaan Allah sendiri. Jadi, proses tanpa hasil untuk apa, dan hasil tanpa proses apa kata dunia.
Benih yang baik menunjukkan bahwa Kerajaan Allah memberikan dampak yang positif, kemajuan bagi dunia di mana ia hadir. Ini akan nampak misalnya dalam percakapan yang baik satu dengan yang lain, pergaulan yang sehat, persaingan yang sehat, pekerjaan yang bertanggung jawab tanpa tekanan, kehadiran dalam komunitas dan karya yang menyembuhkan, menghasilkan buah yang menggembirakan. Orang yang hidup dalam Kerajaan Allah pasti bertumbuh, berkembang dan berbuah. Buahnya itu bukan hanya untuk dirinya sendiri, melainkan untuk dinikmati oleh orang-orang di sekitarnya.
Berkembang menuju kepenuhan Kristus, ujud dari sembuh dan menyembuhkan
Sekali lagi, orang yang hidup dalam Kristus pasti bertumbuh, berkembang dan berbuah.
Orang yang sudah berkembang dalam Kristus berbuah dan mampu menjadi penyembuh bagi orang-orang di sekitarnya