Berkembang Dalam Kristus

BERKEMBANG MENUJU KEPENUHAN KRISTUS, UJUD DARI SEMBUH DAN MENYEMBUHKAN

Markus 4:26–29 

Sebuah jajak pendapat, meminta para responden untuk menyebutkan pada umur berapa mereka meyakini diri mereka sudah dewasa. Mereka yang menganggap diri sudah dewasa menyebutkan perilaku-perilaku tertentu sebagai bukti status tersebut. Contoh perilaku seorang “dewasa” yang paling sering disebut adalah memiliki anggaran dan membeli rumah sendiri. Contoh perilaku lain yang diberikan sebagai jawaban meliputi kebiasaan memasak sendiri, rutin memeriksakan kesehatan ke dokter, hingga jawaban-jawaban jenaka seperti hanya menyantap camilan untuk makan malam atau memilih tinggal di rumah saja dan tidak ke mana-mana pada malam Minggu. Tetapi, kitab suci mengatakan bahwa kita juga perlu terus berusaha mencapai kedewasaan rohani.

Dewasa bukanlah perihal pertumbuhan fisik semata. Kedewasaan seseorang juga tidak ditentukan berdasarkan usia. Meski umur bertambah, belum tentu cara pikir juga bertambah matang. Tak jarang, ada orang yang usianya tinggi masih memiliki sikap dan pola pikir kekanak-kanakan. Di sisi lain, tak sedikit pula orang berusia muda tetapi sudah menunjukkan kedewasaan dalam berpikir, bertindak, dan mampu mengambil keputusan.

Lalu, apa makna menjadi dewasa secara rohani?

Menjadi orang Kristen yang dewasa berarti, bertumbuh tidak hanya dalam pola pikir, tetapi juga secara rohani. Ini adalah sebuah proses yang harus dilakukan terus-menerus, bukan sesuatu yang bisa diperoleh secara instan.

Sebuah cerita…Kisah seorang anak berumur enam tahun. Dia tidak mau masuk sekolah dasar (SD). Orangtuanya dan saudara-saudarinya, sudah berusaha membujuk dengan berbagai cara supaya dia mau bersekolah, mereka menjanjikan akan membelikannya sepatu dan tas sekolah yang bagus, tetapi dia tetap tidak mau. Dia selalu berkata: “Saya tidak mau sekolah di SD, nanti kalau sudah besar, saya langsung saja ke perguruan tinggi, tidak usah SD, SMP dan SMA”.

Lepas dari keterbatasan anak ini dalam memahami dunia pendidikan, kita dapat menarik sebuah pelajaran bahwa seringkali dalam kehidupan ini, kita hanya fokus pada hasil tanpa memperhatikan proses yang harus dilalui untuk mendapatkan hasil yang kita inginkan itu. Sebaliknya, ada juga orang yang hanya fokus pada proses tanpa memperhitungkan hasil apa yang akan tercapai dalam proses itu. Banyak orang yang tidak menyadari bahwa proses itu merupakan bagian dari pertumbuhan, dan hasil itu merupakan buah dari proses yang adalah pertumbuhan itu sendiri.

Dalam injil Markus, Tuhan Yesus menceritakan kepada kita sebuah perumpamaan yang memberikan kita kejelasan dan kepastian bahwa baik proses/pertumbuhan, maupun hasil/buah, adalah sama-sama penting. Dan yang jauh lebih penting adalah bahwa pada akhirnya pertumbuhan itu menghasilkan buah, dan buah yang dihasilkan akan bisa dinikmati oleh siapa saja dengan penuh sukacita, dan bahwa buah itu dihasilkan karena pekerjaan Allah sendiri. Hal yang mungkin dapat kita lakukan untuk menjadi seorang yang dewasa secara rohani adalah:

  • Mau belajar

Kita harus seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kita bertumbuh dan beroleh keselamatan. Ketika kita memutuskan menjadi pengikut Yesus yang sejati, kita ibarat bayi yang baru lahir. Dan, nutrisi terbaik untuk bayi adalah air susu murni. Demikian pula, untuk menjadi seorang pengikut Kristus yang dewasa secara rohani, Kita harus mengisi diri dengan hal-hal murni: dengan berdoa setiap hari, membaca dan merenungkan sabda Tuhan, percaya kepada Tuhan dalam segala hal, belajar taat, mau bersyukur, berserah, dan melakukan hal yang benar meskipun sulit.

            Rasul Paulus dalam suratnya mengatakan: ‘tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih, kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala” (Efesus 4:15).

Untuk menjadi dewasa secara rohani, kita harus bertumbuh semakin mirip dengan Kristus, sesuai dengan kebenaran yang kita terima dari padaNya. Bertumbuhlah senantiasa, bukan supaya dilihat orang, supaya diperhitungkan, dipercaya maju ke mimbar, atau supaya dipilih jadi pemimpin sebuah karya besar, dan dianggap mampu menjadi misionaris. Tetapi, bertumbuhlah karena kasih kepada Tuhan, oleh kerinduan untuk semakin serupa dengan Yesus Kristus.

Orang yang dewasa secara rohani/matang dalam iman pastilah juga matang dalam emosinya. Ia akan mampu bertahan dalam segala kesulitan, tidak langsung mengeluh, mampu mencari solusi atas masalahnya, mampu berkanjang, mampu menahan diri dan dapat melihat hikmat dari penderitaan.

Marilah kita menumbuhkan lima karakter ini dalam diri kita agar kita semakin dewasa secara rohani:

  1. Bertumbuh dalam karakter

Dari yang tadinya selalu ingin menyenangkan orang lain, tapi sekarang saatnya kita lebih fokus untuk menyenangkan hati Tuhan. Kita lebih tekun dan pantang menyerah menghadapi masalah dan tantangan hidup.

  1. Bertumbuh dalam kebiasaan yang baik

 Tekun dalam doa dan tidak menunda untuk menolong orang-orang yang sangat membutuh.

  1. Bertumbuh dalam kasih

Mengasihi dengan tulus, tidak mengharapkan balasan, tidak pilih kasih, tanpa syarat, rela berkorban, dan mudah mengampuni. Tidak sibuk memikirkan hal-hal yang terlalu tinggi dan mempersoalkan hal-hal sepele, tapi berpikir sederhana, dengan cara pikir yang benar dan sesuai sabda Tuhan.

  1. Bertumbuh menjadi ciptaan baru

Meninggalkan manusia lama, sehingga menjadi pribadi yang lebih baik dan tidak lagi diperbudak oleh dosa.

Ketika kita memiliki hati yang selalu mau belajar dan bertumbuh, kita akan bertransformasi menjadi pribadi yang seutuhnya berbeda! Jangan biarkan dunia membentuk kita, tetapi biarkan Tuhan yang membentuk kita menjadi seorang yang dewasa secara rohani. Dengan kedewasaan rohani, kita bukan hanya semakin kuat dan setia dalam panggilan dan perutusan kita, melainkan juga dapat membantu orang lain untuk mengenal Tuhan dan bertumbuh di dalam-Nya. Amin ~ Sr.M. Aurelia Situmorang FSE