Santo Fransiskus Assisi

Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth (FSE) mengikuti semangat Santo Fransiskus Assisi, yang berasal dari sebuah keluarga bangsawan cukup terkenal pada zamannya. Karena cinta kepada Yesus Kristus, Fransiskus memutuskan untuk meninggalkan seluruh kebahagiaan keluarganya (kemewahan, kekayaan, warisan, kehormatan dan kebebasan) untuk hidup dalam kemiskinan Tuhan. Cinta Fransiskus pada Tuhan telah mengubah hidupnya secara total, sehingga rasa jijik terhadap orang kusta menjadi kemanisan baginya. Sebaliknya sahabat, ketenaran, kehormatan, cita-cita ksatria dan masa depan kebanggaannya menjadi tak berarti.

Dengan menjadi miskin seperti Kristus, dalam diri Fransiskus tumbuh rasa cinta yang berkobar terhadap orang miskin, semakin hari semakin kuat. Maka dalam hidupnya Fransiskus selalu mengutamakan orang miskin. Dia adalah pelaksana sabda yang harafiah, seperti nyata terlihat dalam keradikalan hidup yang ia anut. Setia pada pola hidup Yesus yang miskin dalam semangat kedinaan. Baginya semangat hidup jauh lebih penting dari kedudukan, cara hidup lebih hakiki daripada jabatan hierarki/gerejani.

Fransiskus menghayati persaudaraan sejati yang sangat mendalam dengan seluruh ciptaan, sebab manusia dan alam ciptaan berasal dari Bapa yang sama, sehingga semua adalah saudara dan saudari.

Suster FSE mengikuti Kristus menurut cara hidup fransiskan. Santo Fransiskus Assisi mengikuti dan meniru Yesus dalam jalan kedinaan, yang ditandai dengan pengosongan diri, pertobatan terus-menerus dan persaudaraan sejati. Fransiskus Assisi menjadi guru dan teladan dalam perjalanan panggilan. Cara hidupnya menjadi ajaran mendasar bagi  FSE ~ Sumber: Pedoman Pembinaan Suster FSE