JUALLAH APA YANG KAU MILIKI DAN IKUTILAH AKU
Senin, 28 Feb 2022
1 Ptr 1:3-9, Mark 10:17-27
Iman adalah syarat mutlak bagi kebenaran Allah, dan itu tak dapat dipungkiri. Iman bukan saja pedoman dalam setiap tindakan kita manusia, tetapi juga menjadi pola bagi kita untuk berpikir berdasarkan iman di mana manusia diajarkan untuk senantiasa percaya bahwa kemustahilan itu tidak berlaku di hadapan Allah. Orang yang beriman berpikir dengan cara Allah. Sementara orang yang tidak beriman akan berpikir dengan cara manusia di mana mereka akan selalu mengukur kehidupan berdasarkan kekuatan mereka sendiri. Berpikir dengan cara Allah akan menghasilkan kesempurnaan dalam menjalani hidup dengan benar. Hal ini tidak menuntut suatu hal yang dapat dipelajari dari ilmu mana pun, sebab Allah adalah sumber kebenaran dan kebenaran Allah itu akan menghantar kita kepada kesempurnaan hidup seperti yang disabdakan Tuhan bagi kita lewat injil hari ini.
Proses penyempurnaan inilah yang akan mengubah kita untuk kembali menjadi manusia Allah, yaitu manusia seperti yang diciptakan oleh Allah pada mulanya, dimana manusia diciptakan seturut dengan citra dan gambar Allah dan dalam keadaan yang sempurna.
Perubahan untuk menjadi sempurna sama seperti yang dikehendaki Allah, tidak akan terjadi secara otomatis, akan tetapi harus berlangsung secara bertahap, dan itu akan terlihat secara natural mulai dari sikap, perkataan, perbuatan, tindakan, bahkan pola pikir, semuanya itu akan terjadi, setelah kita melewati berbagai persoalan hidup yang terjadi dalam hidup kita, dan kita bisa melewatinya, maka itulah yang akan membuat kita semakin mengerti akan kehendak Tuhan.
Itulah mengapa sebagai orang yang beriman, kita harus tekun dan terus berjuang untuk mencapi hal ini. dengan kata lain, keselamatan yang akan kita terima itu, tidak cukup hanya dengan hidup saleh karena melakukan apa yang diperintahkan Allah: jangan membunuh, jangan memfitnah, jangan mencuri dan seterusnya, itu saja tidak cukup, Tuhan menghendaki lebih dari itu… untuk mencapai kesempurnaan hidup yang dikehendaki Allah: Yesus mengajarkan kpd kita adanya 2 hal penting menuju kesempurnaan itu: pertama; dengan berbagi atau memberi… juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang miskin… mengapa harus dijual… dengan menjual segala harta yang kita miliki mau menegaskan bahwa segala yang kita bagikan, yang kita relakan, untuk diberikan kepada orang lain itu adalah sesuatu yang berharga, yang baik dan yang berkualitas.
Mungkin kita akan berpikir: apa yang akan kujual dari yang kumiliki… harta, uang atau materi yang kumiliki pas-pasan… lalu apa yang harus kujual?
Mari sejenak kita melihat dengan mata bathin kita, harta apa yang paling banyak kita miliki dalam diri kita masing-masing kesombongan, iri hati, cemburu, suka gosip dan masih banyak lagi harta yang kita miliki dalam hati kita… terkadang kita merasa diri kitalah yang paling baik, paling benar dan paling bisa segalanya… itulah yang harus kita jual sehingga kita layak untuk menerima kesempurnaan yang telah dijanjikan Tuhan bagi kita. Mengapa kita sulit untuk memaafkan, sulit untuk berbagi, sulit untuk berkorban? Sama seperti pemuda dalam injil hari ini yang pulang dengan sedih karena banyak hartanya? Semua itu terjadi kerana kita terlalu merasa nyaman dengan situasi yang sudah mendarah-daging dalam diri kita… itu lah yang membuat kita sulit untuk melakukan apa yang dikehendaki Tuhan dari kita… maka saudara/i yang terkasih lewat sapaan Tuhan ini, mari kita belajar untuk sedikit demi sedikit keluar dari kenyamanan yang ada dan membuka hati bagi kehendak Tuhan dalam hidup kita lewat tugas dan pelayanan kita setiap hari sehingga pada akhirnya kita boleh mencapai kesempurnaan hidup yang sudah Tuhan sediakan bagi kita masing-masing.